JANGAN TINGGALKAN MEMBACA DZIKIR NAIK KENDARAAN


Sahabat Abdullah bin Masud radhiyallahu ‘anhu berkata,

إِذَا رَكِبَ الرَّجُلُ الدَّابَّةَ فَلَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ رَدِفَهُ الشَّيْطَانُ، فَقَالَ لَهُ: تَغَنَّ فَإِنْ لَمْ يُحْسِنْ قَالَ لَهُ: تَمَنَّ

“Apabila seseorang menaiki kendaraan (atau hewan tunggangan) tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan menumpang di belakangnya. Lalu setan berkata kepadanya: ‘Bernyanyilah!’ Jikalau dia tidak mampu, syaitan akan kembali menggoda nya dan berkata: ‘Berangan-anganlah engkau!’”

📚 sumber : Al-Jami' Ma'mar bin Rasyid 19481

__


Hadits ini memperingatkan kita pentingnya menyebut nama Allah saat naik kendaraan karena jika tidak dilakukan, setan akan mendampingi dan mendorong orang tersebut untuk memfokuskan diri pada hal-hal yang sia-sia. Untuk itu hendaklah selalu membaca bismillah saat hendak naik kendaraan apa pun—hewan atau alat transportasi modern—supaya tidak menjadi sarana bagi setan untuk memasuki hati dan pikiran kita. Tanpa basmalah, setan mendampingi dan menggoda dengan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti nyanyian atau khayalan kosong.

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

DOA/DZIKIR NAIK KENDARAAN


اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ.

'Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami.'

📚 Sumber Hadis : Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih Muslim no. 1342 dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dan disebutkan pula dalam Sunan Abu Dawud no. 2602, Sunan at-Tirmidzi no. 3447, dan lainnya dengan sanad shahih.


•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

SURAH AL MAIDAH IALAH SURAH TERAKHIR YANG DITURUNKAN KEPADA RASULLULLAH

Jubair bin Nufair (w. 75) rahimahullahu ta’ala berkata,

حَجَجْتُ فَدَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، فَقَالَتْ لِي : " يَا جُبَيْرُ ، تَقْرَأُ الْمَائِدَةَ ؟ " , فَقُلْتُ : نَعَمْ ، قَالَتْ : " أَمَا إِنَّهَا آخِرُ سُورَةٍ نَزَلَتْ ، فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهَا مِنْ حَلالٍ ، فَاسْتَحِلُّوهُ ، وَمَا وَجَدْتُمْ مِنْ حَرَامٍ فَحَرِّمُوهُ ".

“Ketika aku menunaikan ibadah haji, aku menjumpai ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, lalu Beliau berkata, 'Wahai Jubair, apakah engkau membaca surah al-Maidah?' Aku menjawab, 'Benar'. Lalu Beliau berkata, 'Sesungguhnya ia adalah surah terakhir yang diturunkan, sehingga apapun yang kalian dapatkan dari sesuatu yang halal; maka jadikanlah ia halal. Dan apapun yang kalian dapatkan dari sesuatu yang haram; maka maka haramkanlah”

Sumber: al-Mustadrak karya al-Hakim (no. 3229)


•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📟 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🔑 Jawaban:

الجواب: هذه المسألة مهمة والصواب فيها: أنها واجبة عليها لزوجها، وهكذا كان أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم تخدمهم نساؤهم، حتى فاطمة رضي الله عنها كانت تخدم زوجها وتقوم بحاجة البيت، من طحن وكنس وطبخ وغير ذلك، فهذا من المعاشرة بالمعروف، أو هذا هو الأصل.


“Masalah ini penting, dan pendapat yang benar adalah: hal itu wajib dilakukan seorang istri untuk melayani suaminya. Demikianlah keadaan para sahabat Nabi ﷺ, istri-istri mereka melayani mereka. Bahkan Fathimah radhiyallahu ‘anha melayani suaminya dan mengurus kebutuhan rumah, seperti menggiling (tepung), menyapu, memasak, dan lainnya. Ini termasuk dalam mu’asyarah bil ma’ruf (bergaul dengan cara yang baik), dan inilah asal hukumnya.

إلا إذا كانت المرأة من بيئة قد عرفوا بأنهم يخدمون في أي قطر أو في أي زمان، فالناس لهم عرفهم؛ لأن الله يقول:

Kecuali jika seorang wanita berasal dari lingkungan atau budaya — di negara atau masa tertentu — yang sudah dikenal bahwa mereka memiliki pembantu, maka masyarakat itu memiliki adat mereka sendiri. Karena Allah berfirman:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ [النساء:19]

“Dan bergaullah dengan mereka secara yang baik” (QS. An-Nisa: 19).

فإذا كانت المرأة من بيئة تخدم ولم يكن من عادتهم أنهم يخدمون البيت، فإن الزوج يأتي لها بخادمة إن لم تسمح بأن تخدم بيتها، أما إن سمحت فالحمد لله،

Jika seorang wanita berasal dari lingkungan yang terbiasa tidak melayani rumah, maka suami hendaknya menyediakan pembantu jika istrinya tidak bersedia melayani rumahnya. Namun, jika ia bersedia, maka itu bagus, alhamdulillah,

وأما الأصل فالأصل أنها تخدم زوجها في كل شيء مما ذكرت السائلة، كنس البيت طبخ الطعام تغسيل الثياب كيها ونحو ذلك، هذا هو العرف السائد في عهد النبي ﷺ وعهد من بعده،

Adapun asal hukumnya, istri melayani suaminya dalam segala hal yang ditanyakan oleh penanya, seperti menyapu rumah, memasak, menyetrika, dan semacamnya. Itulah kebiasaan yang berlaku pada masa Nabi ﷺ dan masa sesudahnya.

لكن إذا وجدت بيئة وأسرة لها عرف آخر في بلادهم واشتهر ذلك بينهم وعرف بينهم وعرفه الزوج. فإنهم يعملوا بعرفهم لأنه كالمشروط، الشيء الذي استمر عليه العرف والزوج يعرفه كالمشروط، إلا أن تسمح الزوجة بترك هذا الشيء وأن تخدمه وأن تترك ما عليه عرف أسرتها وبلادها فهي بهذا قد فعلت معروفاً ولا حرج.

Namun, jika ada lingkungan atau keluarga yang memiliki adat berbeda di negeri mereka, dan adat itu sudah terkenal di antara mereka serta diketahui oleh suami, maka mereka mengikuti adat tersebut karena kedudukannya seperti syarat dalam akad. Suatu hal yang terus-menerus berlaku sebagai adat dan diketahui suami, hukumnya seperti persyaratan yang disepakati, kecuali jika istri rela meninggalkan adat tersebut dan mau melayani suaminya, maka itu adalah perbuatan baik dan tidak mengapa.

فالمقصود: أنها تعامل بمقتضى العرف في بلاده وأسرته، وإلا فالأصل أن تخدم زوجها هذا هو الأصل في حاجات البيت وحاجات ثيابه ونحو ذلك.


Kesimpulannya: ia diperlakukan sesuai adat yang berlaku di negeri dan keluarganya, kecuali jika ia sendiri rela melayani suaminya. Kalau tidak, maka asal hukumnya adalah istri melayani suaminya dalam urusan rumah, pakaian, dan kebutuhan lainnya.”

🌐 Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/8738/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%AE%D8%AF%D9%85%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%A9-%D9%84%D8%B2%D9%88%D8%AC%D9%87%D8%A7

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

APAKAH MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH TANGGA ADALAH KEWAJIBAN ISTRI?


🔰 Fatwa Syaikh Abdul Aziz Ibnu Bazz (w. 1420H) rahimahullahu ta‘ala

📬 Pertanyaan:

 
من المستمعة (ع. هـ. م) سوداني مقيمة في المملكة، بعثت تسأل عن قضية هامة جداً نرجو أن يتفهمها الناس فهماً صحيحاً، تقول: أسأل عن خدمة المرأة لزوجها، من ترتيب المنزل وإعداد الطعام ونظافة المنزل وغسل وكوي الثياب له، وأيضاً نظافة الأطفال، وتناولهم الطعام، هل يكون عليها واجب أو فرض من الله، أو يعتبر خدمة إنسانية بينهما، وإذا لم تخدمه في الأشياء المذكورة ماذا يكون حكمها في الدين؟ هل عليها إثم أم لا؟

Pertanyaan: Dari seorang pendengar bernama (A.H.M) asal Sudan yang menetap di Kerajaan (Arab Saudi). Ia mengirimkan pertanyaan tentang permasalahan yang sangat penting dan kami berharap agar orang-orang memahaminya dengan benar.

Ia berkata: “Saya ingin bertanya tentang pelayanan seorang wanita kepada suaminya, seperti menata rumah, menyiapkan makanan, membersihkan rumah, mencuci dan menyetrika pakaian suami, kebersihan anak-anak, serta menyuapi mereka makan.

Apakah itu merupakan kewajiban dari Allah kepada seorang istri, ataukah itu hanya dianggap sebagai bentuk pelayanannya suami saja? Dan jika ia tidak melayani suaminya dalam hal-hal yang disebutkan, apa hukumnya dalam agama? Apakah ia berdosa atau tidak?

RENUNGAN DARI MENINGGALNYA ORANG-ORANG SHALIH DI AKHIR ZAMAN

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

” يَذْهَبُ الصَّالِحُونَ الْأَوَّلُ فَالْأَوَّلُ وَيَبْقَى حُفَالَةٌ كَحُفَالَةِ الشَّعِيرِ أَوْ التَّمْرِ لَا يُبَالِيهِمْ اللَّهُ بَالَةً.“

“Akan pergi (wafat) orang-orang shalih satu demi satu, sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang tidak berguna, seperti halnya sisa-sisa ampas gandum atau kurma, dan Allah tidak akan memperdulikan mereka sedikit pun.”

HR. Imam Al-Bukhari dalam shahihnya (no. 6434) dari sahabat Mirdas Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu.


---- ---- ---- ---- ---- ----
📚 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu ta‘ala berkata, bahwa makna,

'Allah tidak memperdulikan mereka sedikit pun' ialah, Allah ‘Azza wa Jalla tidak merahmati dan tidak menurunkan rahmat-Nya terhadap mereka.

Dan beliau juga mengatakan,

لذلك تجدُ الناسَ يترَدُّون كلَّ عام عن العام الذي قبل، فيما سبق تجدُ الناس يتهجَّدون في الليل، ويصومون النهار، ويتصدَّقون من أقواتهم، ويؤثرون على أنفسهم.

“Oleh karenanya engkau akan mendapati (kualitas agama) manusia semakin memburuk pada setiap tahun dari tahun sebelumnya. Di masa lampau, engkau mendapatkan manusia tahajjud di malam hari, berpuasa di siang hari, bersedekah dengan makan dan mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan mereka sendiri.

أما الآن تجدُ الناسَ تغيروا من سنة إلى أخرى إلى أردى من قبل، سهرٌ في الليل على غير طاعة الله، ونوم في النهار أو لهوٌ أو بيعٌ وشراء يشتمل على الغش والكذب والعياذُ بالله.

Namun hari ini, engkau melihat manusia telah berubah, dari tahun ke tahun menjadi lebih buruk dari sebelumnya, bergadang di malam hari di atas kemaksiatan, siang hari dihabiskan untuk tidur atau perbuatan sia-sia, muamalah jual beli mengandung tipu daya dan kebohongan, wal iyadzu billah.

ومع ذلك يوجدٌ أناسٌ ولله الحمدُ على دينِ اللهِ مستقيمين على ما يبدو، لكنَّ العبرةَ بالعموم والشمول.

Walaupun demikian, masih ada sebagian yang masih istiqomah dia atas syariah Islam -menurut apa yang terlihat dari penampilan zahir mereka-, namun yang menjadi tolok ukur ialah keumuman dan yang lebih dominan.

ولذلك يَجِبُ الحذرُ من أن يكونَ الإنسانُ من الحثالةِ التي كحثالةِ الشعير أو التمر،ِ وأن يحرصَ على أمرِ اللهِ حتى لو كان الناسُ قد هلكوا؛ فإنهم إن أصيبوا بالعذابِ العامِّ فإنه يُبعثُ كلُّ إنسانٍ على نيَّتِه يَوْمَ القيامة.

Oleh karenanya, wajib bagi seorang hamba berhati-hati dari menjadi ampas, seperti ampas yang terdapat pada sisa-sisa gandum ataupun kurma.

Hendaklah dia berupaya untuk menjalankan perintah Allah azza wa jalla bahkan walaupun manusia binasa, jika seandainya ditimpa azab yang menyebabkan mereka semua sama rata mendapatkannya, maka pada hari kiamat nanti akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka masing-masing.”

Sumber: Syarah Riyadhus Shalihin (jilid: 6/hal. 634)

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📟 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

BUMI MANA YANG MENAMPUNGKU, LANGIT MANA YANG AKAN MENANGUNGIKU ?


Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata,

أيُّ أرضٍ تُقِلُّني وأيُّ سماءٍ تُظلُّني إذا قلتُ على الله ما لا أعلم

"Bumi mana yang akan menampungku, dan langit mana yang akan menaungiku, jika aku mengatakan sesuatu tentang Allah tanpa ilmu?"

📚 Hasan lighairih, diriwayatkan oleh Malik dalam al-Muwaṭṭa’, no. 2079

-----------

Perkataan Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu ini menunjukkan betapa besar kehati-hatian beliau dalam berbicara mengenai agama, terutama dalam menisbatkan suatu hukum atau keterangan kepada Allah tanpa landasan ilmu.

Kalimat "Bumi mana yang akan menampungku, dan langit mana yang akan menaungiku" adalah ungkapan ketakutan dan rasa malu yang mendalam --- “Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu memperingatkan bahwa berbicara tentang Allah tanpa ilmu adalah dosa besar, hingga seakan bumi dan langit pun tidak layak menaungi pelakunya.
Allah berfirman: ‘Dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.’ (QS. al-A‘raf: 33)”

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

JANGAN MERASA LEMAH, ENGKAU PUNYA DOA


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

والدّعاء من أنفع الأدوية، وهو عدو البلاء، يدافعه ويعالجه، ويمنع نزوله، ويرفعه أو يخففه إذا نزل، وهو سلاح المؤمن

“Doa itu merupakan obat yang paling bermanfaat (bagi hamba), dan dia merupakan lawannya musibah, yang akan menghalau, mengobati, mengangkat dan yang akan meringankan sebuah musibah. Dan doa juga merupakan senjatanya orang-orang beriman.”

📚 Sumber : Al-Jawabul Kafi 1/4

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

ADAB KETIKA DUDUK-DUDUK DIPINGGIR JALAN


Dari sahabat Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ بِالطُّرُقَاتِ

"Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di pinggir jalan!"

Para sahabat berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ! مَا لَنَا بُدٌّ مِنْ مَجَالِسِنَا; نَتَحَدَّثُ فِيهَا.

"Wahai Rasulullah, kami tidak bisa menghindari tempat-tempat duduk itu; kami biasa berbincang-bincang di sana."

Kemudian Beliau ﷺ bersabda,

فَأَمَّا إِذَا أَبَيْتُمْ، فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ
قَالُوا: وَمَا حَقُّهُ؟

"Apabila kalian enggan, maka berikanlah jalan tersebut haknya."
Mereka bertanya, "Apa hak jalan?"

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الْأَذَى، وَرَدُّ السَّلَامِ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

"Yaitu menundukkan pandangan, tidak mengganggu orang, menjawab salam, memerintahkan kepada kebaikan, dan mencegah dari kemungkaran."

📚 Muttafaqun ‘alaihi [H.R. Al-Bukhari no. 6229 dan Muslim no. 2121

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

AKHLAK MULIA MENJADI TOLAK UKUR DALAM AGAMA



Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

'Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya."

📚 Sumber : HR. At-Tirmidzi, no. 1082.

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

¶  KEBAIKAN YANG DILAKUKAN ORANG KAFIR TIDAKLAH ADA NILAINYA DI SISI ALLAH

🔖 Fatwa Syaikh Abdul ‘Aziz Ibnu
Bazz (w. 1429H) rahimahullahu ta’ala.

📬 Pertanyaan:

لو مات الشخص سواء كان نصرانيًا أو يهوديًّا وله أعمال خيرية هل تنفع؟

Bilamana orang kafir -apakah nasrani ataupun yahudi- mati dan memiliki berbagai amalan kebajikan, apakah itu bermanfaat baginya?

يقول النبي ﷺ: إن الكافر إذا عمل حسنة أطعم بها طُعمة في الدنيا حسناته يُجزى بها في الدنيا، فإذا أفضى للآخرة ما له شيء كما قال تعالى:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, bahwa orang-orang kafir bilamana melakukan kebaikan, maka ia akan mendapatkan karunia di dunia dari kebaikan yang dilakukan. Kebaikannya hanya dibalas di dunia. Adapun bila ia telah berpulang ke negeri akhirat; maka tidak ada lagi suatu apapun (dari kebaikan( yang didapatkannya. Sebagaimana Allah azza wa jalla katakan,

{وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا}

“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” QS. Al-Furqon (25 : 23)

أما المؤمن فيُجزى بعمله في الدنيا والآخرة؛ إذا عمل حسنة تدخر له في الآخرة مع ما يعطيه الله من الرزق الحسن، فالمؤمن يُجزى في الدنيا والآخرة.

Adapun orang yang beriman; maka ia akan diberi balasan terhadap amalannya di dunia dan akhirat. Bilamana ia berbuat kebaikan; maka balasannya akan tersimpan di akhirat bersamaan dengan apa yang diberikan oleh Allah ta'ala dari rezeki yang baik kepadanya. Seorang mukmin akan mendapatkan balasan di dunia dan akhirat.

والكافر أعماله الطيبة من صلة رحم أو صدقات أو ما أشبه ذلك يُجازى بها في الدنيا.

Sedangkan orang-orang kafir, amalan-amalan kebaikannya, baik berupa silaturrahim, sedekah dan yang lainnya, akan dibalas hanya di dunia.

س: بعضهم يقول: يُرجى له في الخير؟

Pertanyaan:
Sebagian orang ada yang mengatakan, 'Kita tetap berharap kebaikan (di akhirat) bagi mereka?

ج: في الدنيا، يجزى بها في الدنيا فقط، بنص النبي ﷺ وبنص القرآن. وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا [الفرقان:23] يعني الكفار، ويقول سبحانه ﴿وَلَوۡ أَشۡرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ﴾ [الأنعام ٨٨] وقال سبحانه: ﴿مَا كَانَ لِلۡمُشۡرِكِینَ أَن یَعۡمُرُوا۟ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ شَـٰهِدِینَ عَلَىٰۤ أَنفُسِهِم بِٱلۡكُفۡرِۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَـٰلُهُمۡ وَفِی ٱلنَّارِ هُمۡ خَـٰلِدُونَ﴾ [التوبة ١٧] يقول : ﴿وَمَن یَكۡفُرۡ بِٱلۡإِیمَـٰنِ فَقَدۡ حَبِطَ عَمَلُهُۥ وَهُوَ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ﴾ [المائدة ٥]

Jawabannya:
Itu hanya di dunia, mereka diberi balasan atas kebaikan yang dilakukan hanya di dunia saja! Dengan dalil dari hadits-hadits Nabi dan ayat-ayat al-Quran.

Allah azza wa jalla berfirman,
“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” QS. Al-Furqon (25 : 23). Maksud ayat ini ialah orang-orang kafir

Dan Allah juga berfirman,
“Seandainya mereka berbuat syirik kepada Allah, sungguh lenyaplah dari mereka semua amalan yang telah mereka kerjakan.” [QS. Al-An‘aam : 88]

Allah azza wa jalla berfirman,
“Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amal-amalnya, dan mereka kekal di dalam neraka.” QS. At-Taubah (9 : 17)

Allah ta'ala berfirman,
“Barang siapa kafir setelah beriman maka sungguh, sia-sia amal mereka dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” QS. Al-Maidah (5 : 5)

وروى مسلم في الصحيح: إن الكافر إذا عمل حسنة في الدنيا أطعم بها طُعمة في الدنيا ولا يبقى له في الآخرة شيء؛ لأن كفره يُحبط عمله، نسأل الله السلامة.

Dan al-Imam Muslim dalam Shahihnya (no. 2808 dari Anas bin Malik) meriwayatkan hadits, “Bahwa orang kafir apabila ia melakukan kebaikan di dunia; maka ia akan diberi balasan (karunia) di dunia atas kebaikan yang ia kerjakan, sehingga tidak ada yang tersisa balasan kebaikan apapun untuknya di akhirat kelak; karena kekafirannya akan melenyapkan seluruh amal kebaikannya.

Sumber: https://shorturl.at/70KXx

DIANTARA PENYEBAB MENGAPA KEBAIKAN ITU BERAT DILAKUKAN SEORANG HAMBA, DAN KEJELEKAN TERASA RINGAN UNTUK DILAKUKAN


Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

وقـد سـئل بعـض السّـلف عـن سـبب ثقـل الحسـنة وخـفّة السّـيّئة

Sebagian salaf pernah ditanya; 'Apa sebabnya mengapa kebaikan itu berat dan kejelekan itu ringan dilakukan?'

Dia menjawab,

لأنّ الحسـنة حضـرت مـرارتها وغـابت حـلاوتها فـثقلت فـلا يحمـلنّك ثقـلها عـلى تركـها
والسّـيّئة حضـرت حـلاوتها وغـابت مـرارتها فلـذلك خفّـت فـلا يحمـلنّك خـفّتها علـى ارتكابـها

"Karena kebaikan itu telah memiliki pahitnya dan belum terlihat manisnya (nikmat surga), maka terasa berat (dilakukan). Maka janganlah beratnya itu membawamu untuk meninggalkannya.

Sementara kejelekan itu ketika datang terasa manisnya dan belum terlihat pahitnya (adzab di neraka), maka dari itu ia mudah dilakukan. Maka janganlah ringannya (kejelekkan) itu membawamu untuk terjatuh ke dalamnya."

📚 Sumber : Fathul Bari jilid 13/hlm. 614

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

HIKMAH DARI SIFAT LUPA


🎙 Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

ومِن أعجب النِّعم عليه نعمةُ النِّسيان؛فإنه لولا النِّسيانُ لما سَلا شيئًا،ولا انقضت له حسرة،ولا تعزَّى عن مصيبة، ولا مات له حُزن، ولا بطَل له حِقْد، ولا استمتع بشيءٍ من متاع الدُّنيا مع تذكُّر الآفات، ولا رجا غفلةً من عدوِّه ولا فترةً من حاسده، فتأمَّل نعمة الله عليه.

"Termasuk dari keajaiban nikmat Allah atas seseorang adalah nikmat sifat 'lupa'.

Karena andaikan tidak ada 'lupa', ia tidak akan bisa melupakan sesuatu, penyesalan tidak akan berhenti, dirinya tidak akan bisa dihibur saat tertimpa musibah, kesedihannya tidak akan hilang, kedengkian tidak akan lenyap, bahkan dia tidak akan dia mampu menikmati sedikit pun dari kesenangan dunia, kalau jiwanya selalu ingat akan hal-hal yang tak mengenakkan/buruk.

Dan tidak akan ada harapan dari musuh untuk melupakannya, serta tidak ada jarak lagi diantara dia dengan orang yang selalu mendengki/berbuat buruk kepadanya.

Maka renungkanlah nikmat Allah ini."

📚 Sumber : Miftah Daaris Sa'adah (jilid: 2/hal. 788)

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

🌐 Website : https://alilmoe.com/

MENJAUH DARI ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMBERIKAN DAMPAK KEBAIKAN

Al-Imam Ibnul Jauzi -Abdurrahman bin Ali, 597H- rahimahullahu ta’ala berkata,

ما أعرف نفعًا كالعزلة عن الخلق؛ فإنك لا تكاد ترى إلا شامتًا بنكبة، أو حسودًا على نعمة، أو من يأخذ عليك غلطاتك.

“Aku tidaklah mengetahui suatu yang lebih bermanfaat daripada menjauh dari manusia. Karena hampir engkau tidak mendapati (dalam berbaur dengan mereka) kecuali orang yang berbahagia atas penderitaan orang lain, atau orang yang dengki atas nikmat orang lain atau orang yang menghukummu terhadap kesalahan yang tidak sengaja engkau lakukan.”

Sumber: Shaidul Khathir (hal. 275)

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📟 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

Dari Abu Bakroh radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Doa orang yang dirundung duka: Allahumma rahmataka arjuu fa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin wa ash-lihlii sya’nii kullahu laa ilaha illa anta.

artinya: Ya Allah, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau.”

Sumber:HR. Abu Daud (no. 5090)

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📟 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

MINTALAH KEPADA ALLAH AMPUNAN DAN KESELAMATAN


Imam al-Humaidi meriwayatkan dalam al-Musnad (1/ no. 2) dengan sanad yang shahih, dari Khalifah ar-Rasyid Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

"Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda pada tahun pertama (hijrah):

سَلُوا اللهَ العَفْوَ والعَافيةَ؛فإنْهُ ما أُوتِيَ عَبْدٌ بَعدَ يَقينٍ شيئاً خَيراً مِنَ العَافِيةِ

'Mohonlah kepada Allah ampunan (al-afwu) dan keselamatan (al-'afiyah), karena sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang diberikan kepada seorang hamba setelah keyakinan (iman) yang lebih baik daripada keselamatan (al-‘āfiyah).'"

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

PENTINGNYA MEMOHON 'AFIYAH KETIKA MEMANJATKAN DOA



Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata,

كنتُ أحفظ القرآن، فلما طلبت الحديث اشتغلتُ فسأَلت الله عز وجل أَن يمنَّ عليّ بحفظه ولم أقل: في عافية، فما حفظته إلا في السجن والقيود، فإذا سأَلت الله حاجة فتقول: في عافية

"Di awal belajar, aku menghafal al-Qur'an. Ketika aku mulai menuntut ilmu hadits, aku menjadi sibuk dengannya, hingga aku pun berdoa kepada Allah ﷻ agar dikaruniai untuk bisa menghafalkannya, namun aku tidak meminta keselamatan/perlindungan ('afiyah). Maka akhirnya aku menghafal banyak hadits tetapi dalam keadaan di penjara dan terbelenggu.
Karena itu, jika engkau meminta sesuatu kepada Allah, mintalah sambil berkata: 'dalam keadaan afiyah (kesehatan dan keselamatan)'.”

📚 Sumber : Manaqib al-Imam Ahmad, karya Ibnul Jauzi, hlm. 39

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram alilmoe:
https://t.me/alilmoe

📟 Instagram al_ilmoe: https://instagram.com/al_ilmoe?igshid=ZDdkNTZiNTM=

📲 WA alilmoe:
https://whatsapp.com/channel/0029VaGNWYLDJ6H6tfpwSh0b

🌐 Website alilmoe : https://alilmoe.com/

SENANTIASA MEMOHON AL-'AFIYAT KEPADA ALLAH



Abdullah at-Taimi rahimahullahu ta’ala berkata,

أكثروا من سؤال الله العافية، فإن المبتلى وإن اشتد بلاؤه ليس بأحق بالدعاء من المعافى الذى لا يأمن من البلاء، وما المبتلون اليوم إلا من أهل العافية بالأمس، وما المبتلون بعد اليوم إلا من أهل العافية اليوم.

“Perbanyaklah oleh kalian memohon al-'afiyah (keselamatan dari segala keburukan) kepada Allah. Sungguh, tidaklah orang yang tertimpa musibah -sebesar apapun musibahnya-, bahwa mereka yang lebih membutuhkan doa daripada orang yang tidak tertimpa musibah, karena pada hakikatnya tidak ada jaminan bagi siapapun akan terhindar dari musibah.

Tidaklah orang-orang yang hari ini mendapatkan musibah melainkan mereka adalah orang-orang yang kemarin mendapat keselamatan?! Dan tidaklah orang-orang yang esok hari mendapat musibah melainkan mereka adalah orang-orang yang hari ini diberi keselamatan.'

📚 Sumber: 'Uddatus Shabirin (hal. 232)

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
📲 Telegram Al Ilmu: https://t.me/alilmoe