🛟🏡 MENJADI ISTIMEWA, KARENA KEMBALI KE JALAN-NYA (Bag 1)

Dahulu, al-Fudhail bin ‘Iyadh, yang kemudian dikenal sebagai seorang ahli ibadah dan tokoh ulama besar (w 187 H / 803 M), awalnya adalah seorang perampok jalanan.

Ia biasa menghadang para musafir di jalan antara Abiward dan Sarakhs, dua kota kuno di wilayah Khurasan (sekarang Iran–Turkmenistan) yang kala itu ramai dilalui kafilah dagang.

Suatu hari, al-Fudhail jatuh cinta kepada seorang gadis. Malam itu, ketika ia sedang memanjat dinding menuju rumah sang gadis, tiba-tiba terdengar lantunan ayat Al-Qur’an,

أَلَمۡ يَأۡنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن تَخۡشَعَ قُلُوبُهُمۡ لِذِكۡرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلۡحَقِّ

“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka).” (Q.S. Al-Hadid: 16)

Mendengar ayat itu, ia spontan terhenyak dan berkata,“Benar, ya Allah, sungguh inilah saatnya.”

Ia pun mundur dan pergi, lalu malam itu mencari tempat beristirahat.

Ia menemukan sebuah bangunan tua yang sudah rusak, dan masuk untuk berlindung. Ternyata di dalamnya ada sekelompok musafir yang juga singgah.

Sebagian mereka berkata, “Ayo kita berangkat malam ini.” Tetapi yang lain menjawab, “Jangan, tunggu sampai pagi. Karena di jalan ini ada Fudhail, si perampok, yang biasa menghadang kita.”

Ucapan itu menusuk hati al-Fudhail. Ia termenung dan berkata dalam hati,

“Aku menghabiskan malam demi berbuat maksiat, sementara kaum muslimin justru ketakutan karena aku. Allah pasti mempertemukan aku dengan mereka malam ini agar aku sadar dan berhenti dari dosa.”

Maka dengan penuh penyesalan ia berdoa,

“Ya Allah, aku bertobat kepada-Mu. Dan aku jadikan tobatku dengan menetap di dekat Baitullah al-Haram.”

Sejak saat itu, al-Fudhail benar-benar berubah. Ia meninggalkan dunia kelamnya, hidup di Makkah, belajar dan mengajar, serta banyak beribadah.

Sampai salah satu ulama besar pada saat itu, Abdullah bin Mubarak, berpandangan,

مَا بَقِيَ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ عِنْدِي أَفْضَلُ مِنَ الْفُضَيْلِ بْنِ عِيَاضٍ.

“Menurutku, tidak ada lagi seorang pun yang masih hidup di muka bumi ini yang lebih utama daripada al-Fudhail bin ‘Iyadh.” [As-Siyar (8/422)].

Nama al-Fudhail bin ‘Iyadh pun harum sepanjang zaman sebagai teladan orang yang bertobat dengan jujur dan sungguh-sungguh.

‎✍ -- Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi
Serial Kultum dari Kitab Riyadhus Shalihin (Bab 2)
————————————————————————
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.
•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

🕋🏜️ #21 Ibrah Sirah | Hijrah ke Habasyah Gelombang Pertama

⏳ Waktu membaca: 1 menit
—————
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

“Ketika penderitaan semakin berat, Allah subhanahu wa ta‘ala mengizinkan mereka untuk berhijrah ke negeri Habasyah.

Orang pertama yang pergi menyelamatkan agamanya ke Habasyah adalah Utsman bin Affan, bersama istrinya Ruqayyah binti Rasulullah ﷺ. Orang-orang lain pun mengikutinya.”
————————————————————————
📝 Pembahasan

1. Para sejarawan menyebutkan bahwa hijrah ini dimulai pada bulan Rajab, tahun kelima kenabian.

Jumlah mereka yang berhijrah pada hijrah pertama menuju Habasyah ini adalah: 12 laki-laki dan 4 perempuan.

Di antara mereka, seperti yang disebutkan oleh penulis, adalah Utsman bin Affan. Beliau  bersama istrinya, Ruqayyah putri Rasulullah ﷺ, adalah yang awal kali berhijrah.

2. Penyebab hijrah ini adalah meningkatnya penindasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik terhadap umat Islam. Mereka terus menerus disakiti dan dizalimi.

Sedangkan Nabi Muhammad ﷺ, Allah memberikan perlindungan kepadanya melalui keberadaan sang paman, Abu Thalib, yang selalu membela dan mendukung beliau.

Sementara itu, umat Islam lainnya terus mengalami penderitaan dan siksaan yang berat. Oleh karenanya, Nabi ﷺ mengizinkan mereka untuk berhijrah ke Habasyah.

3. Nabi Muhammad ﷺ bersabda kepada mereka,

“Andaikan kalian pergi ke negeri Habasyah.. Karena di sana ada seorang raja yang tidak membiarkan siapa pun teraniaya, sampai Allah memberikan jalan keluar dan kelapangan bagi kalian dari situasi yang kalian hadapi saat ini.” [Ash-Shahihah (3190)].

Pilihan beliau terhadap Habasyah menunjukkan bahwa beliau memiliki pengetahuan tentang kondisi berbagai negeri, apa yang terjadi di dalamnya, serta mana yang cocok dan tidak cocok untuk tempat hijrah. Demikianlah harusnya seorang pemimpin: memiliki wawasan luas, pemahaman mendalam, dan membuat keputusan strategis berdasarkan informasi yang akurat.

‎✍ -- Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi
————————————————————————
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.
•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

••{ ﷽ }••

📼 REKAMAN AUDIO KAJIAN ISLAM

🎙️ Pemateri
Al-Ustadz Hary Ahadi, S.Pd حفظه الله

💡 Tema
Hikmah-hikmah Muamalah

🗓️ Hari/Tanggal
Jum’at, 21 Shafar 1447 H || 15 Agustus 2025

🎙️ Ikutilah, Kajian Streaming Telegram...

Hikmah-Hikmah Muamalah

Pemateri: Al-Ustadz Hary Ahadi, S.Pd حفظه الله

Jum’at, 21 Shafar 1447 || 15 Agustus 2025

Ba'da maghrib - selesai

Link siaran: t.me/nasehatetam

CP: 0852 5093 3233

📸🏖️ FOTO BERCADAR SEBAGAI FOTO PROFIL MEDSOS, BOLEHKAH?

Foto wanita bercadar yang hanya terlihat kedua matanya saja, maka hal itu tidak sepatutnya diposting atau dijadikan foto profil media sosialnya; bahkan itu terlarang jika mata tersebut memiliki daya tarik atau keindahan yang dapat menarik perhatian, atau posenya menarik perhatian orang lain, sebagaimana yang sering terjadi.

Perlu diketahui, bahwa ada ulama yang menyatakan keharaman memandang wanita bercadar yang tampak darinya kedua mata dan bagian di sekitarnya.

Salah satunya, al-‘Allamah ar-Ramli dari ulama madzhab Syafi‘i, beliau berkata,

حَرُمَ النَّظَرُ إلَى الْمُنْتَقِبَةِ الَّتِي لَا يَبِينُ مِنْهَا غَيْرُ عَيْنَيْهَا وَمَحَاجِرِهَا وَلَا سِيَّمَا إذَا كَانَتْ جَمِيلَةً فَكَمْ فِي الْمَحَاجِرِ مِنْ خَنَاجِرِ.

“Haram memandang wanita bercadar yang hanya terlihat kedua matanya dan bagian di sekitarnya, apalagi jika ia cantik, karena betapa banyak ‘panah’ (godaan) yang tersembunyi di balik mata.” [Nihayatul Muhtaj (6/188)].

✍ -- Hari Ahadi
-- Fikih Bermedia Sosial
————————————————————————
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah mendapat pahala.
•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

••{ ﷽ }••

📼 REKAMAN AUDIO KAJIAN ISLAM

🎙️ Pemateri
Al-Ustadz Hary Ahadi حفظه الله

💡 Tema
Adab Harian Seorang Muslim
📚 KITAB
Al-Jami' lil Adab
Karya : Imam Ibnu Abdil Barr (463 H / 1071 M)

🗓️ Hari/Tanggal
Selasa, 18 Shafar 1447 H || 12 Agustus 2025

🎙️ Ikutilah, Kajian Streaming Telegram...

Adab Harian Seorang Muslim

Kitab: Al-Jamiʼ lil Adab
Karya: Imam Ibnu Abdil Barr (463 H / 1071 M)

Pemateri: Al-Ustadz Hary Ahadi, S.Pd حفظه الله

Selasa, 18 Shafar 1447 || 12 Agustus 2025

Ba'da maghrib - selesai

Link siaran: t.me/nasehatetam

CP: 0852 5093 3233

📱🔍 HUKUM MEM-FOLLOW AKUN LAWAN JENIS?

Rasulullah ﷺ bersabda,

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ؟ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ؟ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ؟

“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan; tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan; dan tentang tubuhnya, untuk apa ia gunakan.” [H.R. At-Tirmidzi (2417)].

Menghabiskan waktu untuk mengikuti aktivitas lawan jenis di media sosial dapat membuka jalan yang buruk.

Seperti tertarik kepada mereka, zina mata, menjalin komunikasi terlarang, tidak bersyukur dengan pasangan yang halal, dan masih banyak lagi.

--» Karenanya, hal tersebut harus dihindari.

Godaan setan kepada manusia itu terjadi secara bertahap, mulai dari pertemanan di dunia maya, lalu memberi perhatian yang berlebih, hingga akhirnya hubungan yang dilarang.

Dalam Islam ada prinsip “saddu dzari‘ah” (menutup jalan menuju kerusakan), yaitu mencegah hal-hal yang terlihat mubah namun, berpotensi membawa kepada yang haram.

Oleh karena itu, sebaiknya kita menjaga waktu untuk hal-hal bermanfaat dan menjauhi langkah-langkah setan.

✍ -- Hari Ahadi
-- Buku: Fikih Bermedia Sosial
————————————————————————
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah mendapat pahala.
•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

🔇📵 SSST, RAHASIA!

Rahasia tidak berbeda jauh dengan harta atau uang yang kita miliki. Keduanya adalah sesuatu yang berharga dan tidak boleh diletakkan di sembarang tempat.

Jika kita menaruh uang kita kepada orang yang salah, kita bisa saja kehilangan uang tersebut: lenyap, dibawa kabur, atau disalahgunakan. Persis dengan rahasia.

Apabila kita membagikan rahasia kepada orang yang tidak tepat, bisa jadi rahasia itu tidak lagi menjadi rahasia.

Rencana-rencana yang telah kita susun dengan matang dapat menjadi berantakan hanya karena kita salah orang dalam menceritakan rahasia.

Karena itu, penting agar tidak sembarangan membagikan hal-hal yang bersifat pribadi dan sensitif kepada siapa pun yang kita temui atau ajak bicara.

Kadang, seseorang terdorong untuk membocorkan rahasianya; entah itu berkaitan dengan proyek, cita-cita, harapan, atau langkah hidup yang sedang dijalani— kepada lawan bicaranya, hanya karena merasa nyaman sesaat.

Padahal ternyata, hal itu membuka celah bagi orang lain untuk merasa iri, lalu berusaha menghalang-halangi.

Mungkin saja ia menyusun rencana untuk menutup jalan kebaikan yang sedang menuju kepada kita. Akibatnya? Kita yang rugi.

Ia sibuk menyalahkan orang yang menyebarkan. Yang jika dipikir-pikir, ialah yang lebih dulu salah sebelum si penyebar rahasia.

Maka dari itu, simpanlah rahasia di tempat yang tepat. Ceritakanlah hanya kepada orang yang bisa dipercaya dan benar-benar ingin melihat kita baik dan berhasil.

Allah subhanahu wa ta‘ala menceritakan sebuah kisah yang sarat hikmah dalam Al-Qurʼan,

إِذۡ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَآأَبَتِ إِنِّي رَأَيۡتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوۡكَبࣰا وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ رَأَيۡتُهُمۡ لِي سَٰجِدِينَ

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (Q.S. Yusuf: 4)

Perhatikanlah, Nabi Yusuf ‘alaihis salaam tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun, hanya kepada sang ayah.

إِذۡ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya,..”

Di sinilah letak pelajaran penting yang harus kita renungkan: tidak semua hal boleh kita bagi kepada semua orang. Ada waktu, tempat, dan orang yang tepat untuk menyampaikan rahasia atau rencana hidup kita.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah.

Di masa kini, banyak orang secara tidak sadar membocorkan rahasianya sendiri, bukan melalui percakapan empat mata, tapi melalui status WhatsApp.

Padahal, yang melihat status tersebut adalah seluruh kontak yang tersimpan di ponsel mereka. Bisa teman lama, kenalan singkat, bahkan rekan kerja yang tak terlalu akrab.

Ketika seseorang membagikan sesuatu yang bersifat sensitif atau pribadi melalui status WhatsApp, sebenarnya ia sedang membuka dirinya sendiri kepada publik. Ia sedang mengungkapkan sisi mendalam di kehidupannya ke hadapan orang-orang yang belum tentu peduli, apalagi menjaga.

Sikap ini jelas mengandung risiko besar. Bisa menimbulkan salah paham, membuka celah untuk gunjingan, bahkan menjadi pintu masuk bagi kedengkian dan niat buruk dari pihak-pihak yang tidak menyukai kita.

Kalau pun kita merasa sangat perlu membagikan isi hati atau hal-hal penting melalui status, pilihlah siapa saja yang benar-benar berhak dan layak untuk membaca. Gunakan fitur privasi yang ada. Mungkin hanya ayah dan ibu. Atau hanya kakak dan adik. Itu sudah cukup.

Semoga ini menjadi ibrah bagi kita semua.

Semoga Allah menjaga perencanaan hidup kita dari gangguan pihak-pihak yang tidak menginginkan kebaikan, dan semoga kita termasuk orang-orang yang pandai menjaga lisan serta bijak dalam menempatkan kepercayaan.

✍ -- Hari Ahadi @ Baiturrahman
-- 11 Shafar 1447 / 05 Agustus 2025
————————————————————————
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah mendapat pahala.
•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

⏳⚖️ PENANTIAN YANG BERNILAI

Salah satu aktivitas yang cukup berat dan seringkali membuat bosan adalah menunggu.

Tetapi selama yang ditunggu adalah hal yang punya nilai besar, maka kita akan lebih mampu, tenang, dan kuat untuk menahan diri.

Kalau kita bicara dalam konsep menunggu dalam kehidupan kita sebagai manusia, maka hasil itu ada ketika kita sudah sampai pada waktu yang ditunggu tadi.

Kita antre untuk mendapatkan sesuatu.

Ketika giliran kita tiba, maka barulah kita dapat. Kan begitu?

Nah, tetapi kalau menunggu dalam hubungan kita dengan Allah, menunggu itu saja kita sudah “dapat”.

Kita sudah panen pahala.

Di samping kita akan mendapatkan apa yang kita tunggu dari Allah subhanahu wa ta‘ala.

Salah satu ibadah yang luar biasa, yang ada dalam agama kita ini adalah menunggu bantuan Allah ta‘ala datang.

Momen menunggu itu sendiri.. momen menunggu bantuan Allah.. momen menunggu pemberian Allah.. momen menunggu jalan keluar dari Allah itu sendiri.. itu sudah membuat kita dapat sesuatu yang berharga: pahala yang banyak.

Karena iman kita dan yakin kita kepada Allah.

Ini hal yang sangat luar biasa sekali.

Kita harus mengingat bahwa kehidupan ini cepat perputarannya.

Allah ta‘ala berfirman,

لَا تَدۡرِي لَعَلَّ ٱللَّهَ يُحۡدِثُ بَعۡدَ ذَٰلِكَ أَمۡرࣰا

“Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru.” (Q.S. Ath-Thalaq: 1)

Akan ada yang Allah berikan.

Kehidupan ini berputar cepat.

Kata Ibnul Qayyim, ketika hidup sempit, kadang kita berpikiran bahwa ini sudah akhir nasib kita. Padahal tidak.

Lihat sekarang! Apa yang kemarin menurut kita adalah akhir, ternyata hanyalah tinggal kenang-kenangan saja.

Maka tetaplah percaya dan yakin kepada Allah.

Kita juga perlu ingat, bahwa Hajar, Ibunda Nabiullah Ismail ‘alaihis salaam, ketika berbolak-balik antara Shafa dan Marwah untuk mencari minum bagi dirinya dan anaknya yang masih bayi, tidak pernah berpikiran bahwa dari bawah kedua kaki anaknya tersebut akan keluar mata air yang bukan hanya memberikan minum bagi mereka berdua, tetapi juga bagi umat manusia setelah mereka sampai hari kiamat.

Subhanallah. Sekejap saja jika Allah telah menghendaki perubahan di hidup kita.

Maka, bangunkanlah rasa bahagia dalam penantian kita, dan tunggulah pertolongan Allah. Karena kita dalam ibadah yang sangat luar biasa.

✍ -- Hari Ahadi @ Baiturrahman
-- 10 Shafar 1447 / 04 Agustus 2025
————————————————————————
▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah mendapat pahala.
•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

🎥 Barometer Lemah & Kuatnya Tauhid Kita

💬 Bismillah, afwan ustadz , bagaimana barometer/tolak ukur untuk menilai diri kita sendiri, bahwa tauhid kita masih lemah atau sudah kuat?
Jazakumullahu khoiron ustadz...

Simak video jawaban ustadz Hari Ahadi ini ya..

📣 Share faedah, raih amal jariyah..

#video_KII #tanyajawab_KII

➖️➖️➖️➖️➖️➖️
🖲️ Yuk join media center KII
• kuliahislam.id
• t.me/media_kii
• t.me/tanyajawab_kii
• instagram.com/media_kii

[Share faedah, raih amal jariyah]

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

✅ Bismillah, sedang berlangsung kajian bersama
Ustadz Muhammad Rijal, Lc حفظه الله
(pengasuh Ponpes Al Faruq Kalibagor Banyumas-Jawa Tengah)

📖 Tema Kajian :
MENITI JALAN JALAN TARBIYAH

Live Streaming bisa disimak melalui :
➡️ bit.ly/nasehatradio
➡️ t.me/nasehatetam

🕌 Masjid Abu Hurairah, Ma'had Imam Nawawi, Tenggarong, Kutai Kartanegara

Barakallahufiikum

📌 HADIRILAH !!!
DAUROH TENGGARONG

Insyaallah....

Hari/Tanggal :
AHAD, 2 Safar 1447 H / 27 Juli 2025

Waktu :
18.00 - Selesai
(Ba'da Maghrib-Isya)

Tempat :
MASJID ABU HURAIRAH TENGGARONG
Jl. Gn. Triyu 2 Loa Ipuh Tenggarong

Pemateri:
Ustadz Muhammad Rijal, Lc حفظه الله
(Pengasuh Ponpes Al Faruq Kalibagor Banyumas-Jawa Tengah)

Tema :
"MENITI JALAN JALAN TARBIYAH"

Info :
📱 Tel/WA: 0822 5311 6919

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

🔊 #إعلان_محاضرة

Dengan mengharap ridha Allah semata.

Hadirilah...

📚 MUHADHARAH 📚

Insyaallahu Ta'ala:

🎙Bersama al Ustadz: Muhammad Rijal, Lc hafizhahullah.

⏱ Waktu: Ba'da Maghrib s/d Selesai
🗓 Hari/Tanggal: Kamis, 24 Juli 2025 M

🕌 Bertempat di: Masjid Al Anshar RTQ Al Imam Adz Dzahabiy Manggar, Balikpapan https://maps.app.goo.gl/mSn2LfHcg8fXK7TS8


"Siapa saja yang menempuh jalan untuk mencari ilmu. Allah pasti memudahkan
jalannya menuju Jannah (surga)" [HR. Muslim]


Rumah Tahfizhul Qur'an Al Imam Adz Dzahabiy Manggar Balikpapan

📅 Kalender Hari Ini

📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.net

💬 Bismillah, afwan ustadz, izin bertanya, apakah boleh urutan menuntut ilmu itu hafalan Al-Qur'an dulu baru tauhid?

🎙️ Simak video jawaban Ustadz Hary Ahadi ini ya..

📣 Share faedah, raih amal jariyah..

#video_KII #tanyajawab_kii
➖➖➖➖➖➖➖
🌎 Join kelas KII:
• kuliahislam.id
• t.me/media_kii
• t.me/tanyajawab_kii
• instagram.com/media_kii