https://youtube.com/shorts/DPse5ubepxw?si=x-E1rQ7Syp5iarDj

PELEMBUT HATI

HIDUPNYA ILMU


📝 Berkata Sahl bin ‘Abdillāh at-Tustarī رحمه الله:

((حياة هذا العلم على يدي العلماء ثم يذهب على يدي العلماء))

"Hidupnya ilmu ini ada di tangan para ulama, kemudian (ilmu itu) akan hilang juga di tangan para ulama."

📚 Fawāid Ibn Naṣr, hlm. 78


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

HUKUMAN BAGI ULAMA YANG JAHAT


📝 Berkata Sahl bin ‘Abdillāh at-Tustarī رحمه الله:

"Barang siapa memberi fatwa kepada manusia dengan tipu daya (hīlah) dalam perkara yang tidak boleh, menafsirkannya dengan akal dan hawa nafsu tanpa (berlandaskan) Kitab dan Sunnah, maka ia termasuk dari kalangan ulama yang buruk. Dengan hal seperti inilah binasa umat terdahulu dan yang kemudian.

Orang seperti ini akan diberi tiga hukuman di dunia secara segera:
(1) dicabutnya ilmu tentang wara‘ dari hatinya hingga hilang,
(2) dunia diperindah baginya hingga ia menyukainya dan terfitnah dengannya,
(3) ia mencari dunia dengan cara yang sia-sia; bahkan jika seluruh dunia diberikan kepadanya untuk menghancurkan agamanya, ia akan menerimanya tanpa peduli."

📚 Ibṭhāl al-Ḥiyal, Ibn Baṭhṭhah, hlm. 55


سهل بن عبد الله التستري , يقول: " من أفتى الناس بالحيلة فيما لا يجوز , يتأول الرأي والهوى بلا كتاب ولا سنة , فهذا من علماء السوء. وبمثل هذا هلك الأولون والآخرون , ولهذا ثلاث عقوبات يعاقب بها في عاجل الدنيا: يبعد علم الورع من قلبه ويضيع منه , وتزين له الدنيا ويرغب فيها ويفتن بها , ويطلب الدنيا تضيعا فلو أعطي جميع الدنيا في هلاك دينه لأخذه ولا يبالي

إبطال الحيل لإبن بطة ٥٥


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

JIKA MILIH TEMAN HANYA DARI KALANGAN KAYA


📝 Berkata Sa‘īd bin Salām al-Qayrawānī al-Baghdādī rahimahullãh:

" من آثر صحبة الأغنياء على مجالسة الفقراء ابتلاه الله بموت القلب ".

"Barang siapa lebih mengutamakan bergaul dengan orang kaya daripada duduk bersama orang fakir, maka Allah ﷻ akan menimpakan padanya kematian hati."

📚 Thabaqāt al-Auliyã' hlm. 237


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

TAMAK DAN LUPA DIRI


📝 Berkata Sa‘īd bin Salām al-Qayrawānī al-Baghdādī rahimahullāh:

" من اشتغل باحوال الناس ضيع حاله. ومن مد يده إلى طعام الأغنياء بشره وسهوة لا يفلح أبدا

"Barang siapa sibuk dengan keadaan (urusan) orang lain, ia akan menyia-nyiakan keadaannya sendiri. Dan barang siapa mengulurkan tangannya pada makanan orang-orang kaya karena sifat tamak dan kelalaian, ia tidak akan pernah beruntung selamanya."

📚 Thabaqāt al-Auliyā’, hlm. 238


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

ILMU ADALAH SUMBER NUTRISI BAGI RUH DAN HATI

https://youtube.com/shorts/14sQ6t-qY2w?si=DKOBfQ8_DrEG0BFb

KUNCI SEMUA REZEKI


Allah berfirman:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."

(Surat Ath-Thalaq: 2- 3)


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

🌿 Semangat Wahai Pejuang Dakwah! 🌿


Wahai saudaraku, para pengemban amanah dakwah salafiyah, janganlah engkau merasa lelah atau putus asa. Lihatlah sekeliling kita… betapa banyak saudara-saudara kita yang belum mengenal indahnya sunnah Nabi ﷺ. Mereka berjalan di kegelapan kebodohan, haus akan kebenaran, tapi belum ada yang mengetuk pintu hati mereka.

Mungkin satu ucapan kita akan terlupakan… tapi satu tulisan yang kita sebar bisa menembus jarak, menembus waktu, bahkan bisa menyentuh hati yang tak pernah kita temui. Bukankah Nabi ﷺ bersabda:

"Sampaikan dariku walau satu ayat."
(HR. Imam Bukhari)


Ingatlah, setiap kalimat yang kita tulis di jalan Allah akan menjadi saksi di hadapan-Nya kelak. Mungkin kita hanya menulis satu pesan singkat, satu penjelasan, atau satu nasihat… namun bisa jadi itu menjadi sebab hidayah bagi seseorang.

Dan Rasulullah ﷺ bersabda:

"Demi Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada satu orang melalui dirimu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah."

(HR. Bukhari & Muslim)


Saudaraku, hidayah itu mahal. Maka teruslah menebarkan kebenaran. Gunakan lisanmu, tulismu, waktumu, bahkan sekecil apa pun yang engkau mampu. Jangan remehkan satu kalimat di status WhatsApp, satu artikel di media sosial, atau satu selebaran kecil.

🌱 Kita menanam, Allah yang menumbuhkan.
📜 Kita menyampaikan, Allah yang memberi hidayah.

Bangkitlah kembali wahai pejuang dakwah. Mari kita hidupkan semangat, kuatkan niat, dan perbanyak doa. Semoga Allah menjadikan setiap huruf ang kita sebarkan sebagai cahaya di dunia dan pemberat timbangan kita di akhirat.


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

DUNIA AKAN SEGERA KITA TINGGALKAN

MENABUR BAHAGIA, MENUAI PAHALA


Dari Ibnul Munkadir (seorang tabi’in) Rahimahullah, beliau pernah ditanya:
"Amal apa yang paling engkau sukai?"

Beliau menjawab:
"Memasukkan rasa gembira ke dalam hati seorang mukmin."

📚 Hilyatul Auliya’ (3/149)



• عَنِ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ (تابعي) أَنَّهُ سُئِلَ:

أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟
قَالَ: إِدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى الْمُؤْمِنِ

حلية الأولياء (١٤٩/٣)


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

DILARANG BERDUSTA SEKALIPUN BERCANDA


Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah Berkata:

‏الكذب لا يجوز مازحًا ولا جادًا، لأنه من الأخلاق الذميمة التي لا يتصف بها إلا أهل النفاق. ‏

"Berdusta itu tidak diperbolehkan, baik dalam keadaan bercanda maupun serius, karena dusta termasuk akhlak tercela yang tidak disifati kecuali oleh orang-orang munafik."

📚 Nur 'ala ad-Darb (17)


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

PELEMBUT HATI


📝 Imam Wuhaib bin Al-Ward rahimahullãh berkata:

لم نجد شيئاً أرقُّ لهذه القلوب ولا أشد استجلاباً للحق من : قراءة القرآن لمن تدبره .

"Kami tidak mendapati sesuatu pun yang lebih mampu melembutkan hati dan lebih kuat menarik (datangnya) kebenaran, melebihi membaca Al-Qur’an dengan penuh tadabbur (perenungan)."

📚 Hilyah Al-Auliyã' 8/142


https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

Imam Ahmad dan para imam lainnya pun memiliki beberapa pendapat dalam satu masalah yang sama. Ini menunjukkan kedalaman ilmu dan ketakwaan mereka, di mana mereka tidak ragu untuk kembali kepada kebenaran ketika dalil yang lebih kuat telah sampai kepada mereka.

Maka, mengapa kita harus malu atau mencela asatidz atau lembaga dakwah yang ijtihadnya berkembang dalam masalah video ini, ketika mereka hanya mengikuti jejak para imam besar dalam menimbang maslahat dan mafsadat sesuai tuntutan zaman?

Lebih jauh lagi, mereka yang mencela penggunaan video untuk dakwah harus merenung: tidakkah kita melihat bahwa para ulama besar (kibar) yang menjadi rujukan kita di Arab Saudi kini juga telah terekam dalam video?

Sebut saja Syaikh Shalih al-Fauzan, Syaikh al-Luhaydan (semoga Allah merahmati beliau), hingga Syaikh Abdullah al-Bukhari dan para masyayikh di Yaman. Apakah kita akan berani menuduh bahwa mereka semua juga telah bergeser dari manhaj Salaf hanya karena ilmunya kini disebarkan melalui video?

Tentu ini adalah sebuah kelancangan dan kesimpulan terburu-buru yang lahir dari ketidakpahaman terhadap medan ijtihad. Permasalahan video ini adalah ranah ijtihadiyyah khilafiyyah, yaitu ranah di mana para ulama berijtihad dan boleh berbeda pendapat.

Sikap yang benar bukanlah jumud (kaku) pada satu pendapat dan mencela pendapat lain yang juga memiliki dasar ilmiah yang kuat dari ulama yang diakui. Sikap yang benar adalah berlapang dada (tasamuh), saling menghormati, dan memahami bahwa setiap ijtihad lahir dari niat baik untuk mencari kebenaran.

Memaksa semua orang harus mengikuti pendapat kita dalam masalah khilafiyyah adalah bentuk kesempitan wawasan dan jauh dari semangat para salaf yang saling menghargai ijtihad satu sama lain.

📌Kesimpulan

Pergeseran yang terjadi bukanlah penggadaian manhaj, melainkan sebuah dinamika ijtihad yang hidup dan responsif terhadap tantangan zaman. Ini adalah upaya para ulama dan penuntut ilmu untuk memastikan agar cahaya tauhid dan sunnah tidak hanya tersimpan di ruang-ruang kajian yang terbatas, tetapi juga menerangi ruang-ruang digital yang kini menjadi tempat berkumpulnya umat manusia.

Tugas kita adalah mendukung dakwah yang lurus, apa pun media syar'i yang digunakannya, sambil terus belajar untuk bersikap dewasa, ilmiah, dan lapang dada dalam menghadapi perbedaan pendapat yang mu'tabar.

Terjemahan: "Dahulu saya memiliki sikap tawaqquf (menahan diri)... kemudian tampak bagi saya untuk mengambil (pendapat boleh) demi kemaslahatan umum bagi kaum muslimin, agar mereka bisa mengambil faedah dari seminar atau ceramah... Maka jika mengambil gambar dibolehkan untuk KTP dan sejenisnya yang merupakan maslahat individu, bagaimana lagi dengan kebutuhan-kebutuhan yang manfaatnya lebih umum dan maslahat-maslahat yang manfaatnya lebih luas?"
Sumber: YouTube - https://www.youtube.com/watch?v=09RdK33lxEY

3. Syaikh Shalih bin Muhammad al-Luhaydan (رحمه الله)

Beliau adalah seorang ulama besar, anggota senior dari Dewan Ulama Senior Arab Saudi (Hay'ah Kibaril Ulama) dan mantan Ketua Majelis Kehakiman Tertinggi Arab Saudi. Kedudukan beliau yang sangat tinggi dalam bidang ilmu dan peradilan menjadikan pendapatnya sangat berbobot. Beliau membedakan dengan tegas antara menggambar dengan tangan dan fotografi.

الصحيح أنه ما هذا هو المقصود، لأن هذا ما له يد... أما أن يرسم هو بالريشة والقلم... فهذا لا شك فيه أنه من التصوير الشديد الحرمة

Terjemahan: "Pendapat yang benar adalah bahwa ini (fotografi) bukanlah yang dimaksud (dalam hadits larangan), karena orang yang memotret ini tidak memiliki andil (dalam menciptakan gambar)... Adapun jika seseorang menggambar dengan kuas atau pena... maka ini tidak diragukan lagi termasuk tashwir yang sangat keras keharamannya."
Sumber: YouTube - https://www.youtube.com/watch?v=BGBNNji_HdI

Sikap para ulama besar ini menunjukkan penerapan kaidah fikih yang agung: memilih maslahat yang lebih besar.

📌Maslahat Dakwah

Inilah inti dari pergeseran ijtihad banyak ulama. Mereka melihat realitas medan dakwah hari ini. Platform seperti YouTube telah menjadi lautan informasi yang diakses miliaran orang. Jika para penyeru tauhid dan sunnah mengosongkan lautan ini karena sikap kehati-hatian, maka siapa yang akan mengisinya?

Jawabannya sudah kita lihat: lautan itu akan diisi oleh para penyeru kebatilan, ahlul bid'ah, orang-orang liberal, dan para penghibur yang melalaikan. Kerusakan (mafsadat) dari kosongnya media ini dari konten dakwah yang lurus jauh lebih besar daripada mafsadat yang dikhawatirkan dari penggunaan video itu sendiri, yang notabene dapat dikontrol (misalnya dengan tidak menampilkan musik, wanita, atau hal haram lainnya).

Mendiamkan jutaan orang terombang-ambing dalam syubhat dan syahwat di dunia maya adalah sebuah kerusakan yang tidak bisa dianggap remeh. Di sinilah ijtihad untuk "turun gunung" ke medan media digital menjadi sangat relevan dan kuat.

📌Sikap Kita

Tuduhan bahwa dakwah Salafiyyah menjadi "sama seperti dakwah sebelah" hanya karena menggunakan media yang sama adalah sebuah kedangkalan berpikir dan kebodohan terhadap hakikat ilmu syar'i.

Manhaj sebuah dakwah tidak diukur dari alat yang digunakannya, tetapi dari sumber, isi, dan metode penyampaian ilmunya. Apakah dakwah itu bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih? Itulah tolak ukurnya. Menggunakan YouTube untuk menyebarkan tauhid tentu sangat berbeda dengan menggunakannya untuk menyebarkan syirik atau bid'ah.

Menyamakan keduanya ibarat menyamakan pisau di tangan seorang ahli bedah dengan pisau di tangan seorang perampok. Alatnya sama, tujuan dan hasilnya bertolak belakang.

Sebagian mungkin akan mencela perubahan ini sebagai sikap 'plin-plan' atau tidak konsisten. Padahal, perubahan ijtihad berdasarkan dalil dan pertimbangan maslahat yang baru adalah sebuah kemuliaan dalam tradisi keilmuan Islam, bukan aib.

Bukankah kita sudah sangat akrab dengan istilah qaul qadim (pendapat lama) dan qaul jadid (pendapat baru) dari Imam Asy-Syafi'i رحمه الله? Perubahan fatwa beliau terjadi setelah beliau berpindah dari Irak ke Mesir, di mana beliau menemukan hadits-hadits baru dan melihat realitas sosial yang berbeda, yang menuntut ijtihad baru. Hal ini bukanlah hal yang aneh.

📌Dinamika Dakwah Salafiyah di Era Digital


Sebuah kegelisahan tengah menyelimuti sebagian komunitas dakwah Salafiyah di Indonesia. Selama puluhan tahun, dakwah ini berjalan di atas prinsip kehati-hatian yang kuat, salah satunya adalah dengan menghindari penggunaan gambar makhluk bernyawa, termasuk fotografi dan videografi. Prinsip ini dipegang teguh berdasarkan pemahaman terhadap dalil-dalil syar'i yang melarang keras perbuatan tashwir (menggambar/membuat rupa). Dakwah berjalan, ilmu tersampaikan, dan komunitas pun terbangun dengan baik di atas fondasi ini.

Namun, zaman berubah. Arus informasi digital, terutama melalui platform video seperti YouTube, TikTok, dan Instagram Reels, menjadi bahasa utama masyarakat. Timbul sebuah ironi: di saat dakwah lain yang lebih longgar dalam urusan media visual melaju pesat dan menjangkau jutaan orang, dakwah yang berpegang pada prinsip kehati-hatian ini terasa mengalami stagnasi dalam jangkauannya.

Puncaknya, seperti yang terjadi di Ma'had Ar-Ridho, Sewon, Bantul, ketika sebuah daurah diselenggarakan dengan menggunakan media video, sontak terjadi guncangan. Sebagian jamaah merasa kaget, bingung, bahkan mencela. Mereka menganggap dakwah yang mereka cintai kini tak ada bedanya dengan "dakwah sebelah", sebuah tuduhan yang menyakitkan.

Lalu, bagaimana sebenarnya kita harus mendudukkan perkara ini? Apakah ini sebuah kemunduran dan kompromi terhadap manhaj, atau sebuah langkah ijtihad yang memiliki dasar ilmiah yang kuat?

📌Memahami Kembali Larangan Tashwir

Dasar dari sikap kehati-hatian ini sangat kuat. Hadits-hadits shahih seperti:

"Sesungguhnya orang yang paling pedih siksanya pada hari kiamat adalah para mushawwirun (tukang gambar)." (HR. Bukhari & Muslim)

Jelas menunjukkan betapa beratnya ancaman bagi para perupa. 'Illat atau sebab utama pelarangannya adalah karena perbuatan ini mengandung unsur menandingi ciptaan Allah (mudhahat li khalqillah) dan menjadi pintu menuju kesyirikan (dzari'ah ila asy-syirk). Inilah yang dipegang erat selama bertahun-tahun, sebuah sikap yang lahir dari ketakwaan dan keinginan untuk menjauhi syubhat.

📌Pergeseran Paradigma

Ketika teknologi fotografi dan video muncul, para ulama besar kontemporer melakukan ijtihad mendalam. Mereka tidak serampangan menghukumi, melainkan menganalisis hakikat dari teknologi ini dan membandingkannya dengan 'illat pelarangan dalam hadits. Dari sinilah lahir pendapat yang lebih longgar, yang kini dipegang oleh mayoritas ulama besar.

1. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin (رحمه الله)

Beliau adalah salah seorang anggota Dewan Ulama Senior Arab Saudi (Hay'ah Kibaril Ulama), seorang ahli fikih (faqih) terkemuka, dan pendidik yang sangat dihormati yang ajaran-ajarannya diikuti secara luas. Syaikh Utsaimin secara cerdas membedakan antara 'mencipta gambar' dengan 'merekam bayangan'.

فإذا كان فيه مصلحة دينية صار أمراً مطلوباً كما لو أردنا أن نصور محاضراً يحاضر في أمر شرعي يوجه الناس ويرشدهم فهذا يكون طيباً

Terjemahan: "Maka jika di dalamnya ada maslahat agama, ia menjadi perkara yang dianjurkan, seperti jika kita ingin merekam seorang penceramah yang berceramah tentang urusan syar'i, mengarahkan manusia, dan membimbing mereka, maka ini adalah hal yang baik."
Sumber: YouTube - https://www.youtube.com/watch?v=14BihTA5CsE

2. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (رحمه الله)

Beliau adalah Mufti Agung (Grand Mufti) Kerajaan Arab Saudi selama bertahun-tahun, Ketua Dewan Ulama Senior, dan kepala Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa (Al-Lajnah Ad-Daimah). Beliau dianggap sebagai salah satu figur ulama paling berpengaruh di dunia pada abad ke-20. Syaikh Bin Baz menunjukkan kelapangan dalam ijtihadnya ketika dihadapkan pada maslahat dakwah yang lebih besar.

وقد كنت فيما مضى عندي توقف... ثم بدا لي أن أخذ ذلك للمصلحة العامة للمسلمين حتى يستفيدوا من الندوة أو المحاضرة... فإذا جاز التصوير للتابعية ونحوها وهي مصلحة فردية، فكيف بالحاجات التي يعم نفعها والمصالح التي يعم نفعها؟

MASA LALU

LAKUKANLAH KEBAIKAN DAN JAUHILAH YANG DIHARAMKAN


📝Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullãh berkata:

«عليك بكثــرة المعــروف يؤنســك الله في قبرك واجتنب المحارم كلها تجِد حلاوة الايمان».

"Lakukanlah banyak kebaikan, niscaya Allah ﷻ akan membuatmu merasa tenang dan tidak kesepian di dalam kubur. Jauhilah semua yang diharamkan, niscaya engkau akan merasakan manisnya iman."

📚 Hilyah Al-Auliyã' 7/82


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

DUNIA TEMPAT UJIAN

PESAN IMAM MALIK SAAT SANG MURID BERPAMITAN


Dikatakan oleh al-Mutarrif bin ‘Abdullah al-Yasari rahimahullah:
"Dulu, Imam Malik setiap kali ada salah satu muridnya berpamitan beliau selalu berpesan kepada mereka:

1. ‘Bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan ilmu ini.
2. Jangan jadikan ilmu ini sebagai alat untuk mencari dunia yang hina.
3. Sebarkanlah ilmu ini, dan jangan kalian sembunyikan.’”

📚 [Tartib al-Madārik karya al-Qāḍī ‘Iyāḍ, 2/65]


قال مطرف بن عبدالله اليساري رحمه الله:
وكان مالكٌ إذا ودَّعه أحدٌ من طلبة العلم عنده؛ يقول لهم:
*اتقوا الله في هذا العلم،*
*ولا تنزلوا به دار مضيعة،*
*وبثوه ولا تكتموه ".*

📚 ترتيب المدارك للقاضي عياض ٢/ ٦٥


https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

TANDA KEBESARAN ILMU


🍁 Imam Yahya al-Laytsi berkata tentang pesan Imam Malik kepadanya, semoga Allah merahmati keduanya:

"Ada satu hal yang bisa mengantarkan mu mencapai derajat ilmu para ulama, yaitu: jika kamu ditanya tentang sesuatu yang kamu tidak tahu, maka katakanlah: ‘Saya tidak tahu.’"

📚 Intishar al-Faqir al-Salik, hal. 325


قال الإمام يحيى الليثي في وصية الإمام مالك له رحمهما الله:
" وشيئاً تبلغ به علم العلماء؛ إذا سُئلت عمّا لا تعلم فقل: لا أعلم".

📚 [انتصار الفقير السالك ص٣٢٥]


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

HATI: WADAH IMAN ATAU KEMUNAFIKAN


Ḥammād bin ‘Abdillāh al-Aqṭa‘ rahimahullãh berkata:

"Hati itu adalah wadah. Maka hati yang dipenuhi iman, tandanya adalah kasih sayang terhadap seluruh kaum Muslimin, peduli pada mereka, dan membantu mereka dalam segala hal yang membawa kebaikan bagi mereka.

Sedangkan hati yang dipenuhi dengan kemunafikan, tandanya adalah kedengkian, permusuhan, penipuan, dan hasad (iri dengki).”


قال حماد بن عبد الله، الاقطع التيناتي أبو الخير:

القلوب ظروف: فقلب مملوء ايمانا، فعلامته الشفقة على جميع المسلمين، والاهتمام بهم، ومعاونتهم على ما يعود صلاحه اليهم؛ وقلب مملوء نفاقا، فعلامته الحقد والغل، والغش والحسد "

طبقات الأولياء ١٩١


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

WAHAI ORANG YANG MENJUAL AKHIRAT DENGAN KEHIDUPAN YANG FANA!


Berkata Ibnu al-Jauzi rahimahullah:

"Wahai orang yang menukar akhirat yang abadi dengan dunia yang sementara. Sungguh jelas kerugianmu, Betapa indahnya saat-saat dekat dengan Allah, dan betapa menyakitkannya saat-saat jauh dari-Nya.

Orang-orang saleh tidak pernah merasakan nikmatnya hidup. Sampai mereka rela meninggalkan kampung halaman. Dan begadang di malam hari untuk membaca Al-Qur’an. Mereka menangis dalam sujud dan shalat malam karena cinta dan takut kepada Rabb mereka."

📚 (Bahr ad-Dumu', 1/13)


قال ابن الجوزي رحمه الله:
يا مَن باعَ الباقي بالفاني، أما ظهرَ لك الخسران؟
ما أطيبَ أيامَ الوصال، وما أمرَّ أيامَ الهجران!
طابَ عيشُ القوم حتى هجروا الأوطان،
وسهروا الليالي بتلاوةِ القرآن،
فبيّتوا لربهم سُجَّدًا وقيامًا.

بحر الدموع (١ / ١٣)


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

MENGHARGAI ILMU DAN MEMULIAKAN GURU


Ibn Wahb berkata: “Sufyan bin ‘Uyainah memberitahuku, dari ‘Abdul Karim al-Jazari, bahwa ia mendengar Sa‘id bin Jubair berkata:

‘Ibnu ‘Abbas pernah menyampaikan hadits kepadaku, dan andai saja dia mengizinkan aku untuk berdiri lalu mencium kepalanya, niscaya aku akan melakukannya."

📚 Al-Jami‘ (1225), sanadnya shahih.


قال ابن وهب: «حدثني سفيان بن عيينة، عن عبد الكريم الجزري، أنه سمع سعيد بن جبير يقول: «كان ابن عباس يحدثني بالحديث، لو يأذن لي أن أقوم فأقبل رأسه لفعلت».

📚 «الجامع» (١٢٢٥)، وإسناده صحيح.


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

CINTA KARENA KEPENTINGAN PRIBADI


✍Syaikh Rabi' rahimahullãh berkata:

محبة الشخص من أجل المصالح الشخصية سقوط وهوان والمحبة في الله ولأجله سبحانه هي التي يرفع الله بها درجات عنده ويحب الله من يقوم بهذه المحبة ويجزيه أعظم الجزاء.

“Mencintai seseorang karena kepentingan pribadi adalah kehinaan dan kerendahan.

Sedangkan cinta karena Allah dan demi-Nya, itulah yang Allah angkat derajat pelakunya, dan Allah mencintai orang yang mencintai karena-Nya, serta memberinya balasan yang paling agung.”

📚Al-Lubãb 120
https://t.me/al_fawaaid/6462


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

HADIAH TERBAIK: SEBUAH KATA YANG BIJAK ( NASEHAT)


Telah berkata seorang tabi'in, Abu Abdurrahman al-Hubuli al-Mishri Rahimallahu :

"Tidak ada hadiah yang lebih baik daripada sepatah kata hikmah (Nasehat) yang engkau hadiahkan kepada saudaramu."

📚 Musnad ad-Darimi, no. 363


قال التابعي أبو عبد الرحمن الحبلي المصري :
_ليس هديةً أفضل من كلمة حكمة , تهديها لأخيك_
.
📚 مسند الدارمي 363


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

https://youtube.com/shorts/A17xmZFOShw?si=2_9sMcX3p6SL8B_G

MENDEKAT KE SUTROH SAAT SHALAT

JANGAN TERTIPU OLEH KEPANDAIAN DIRI SENDIRI


Berkata Imam As-Sa'di rahimahullah:
"Dan hendaklah seorang hamba mengetahui bahwa Allahlah yang menciptakan sebab-sebab dan memudahkannya; maka hati-hatilah kamu dari merasa takjub terhadap dirimu sendiri, kepandaianmu, dan kecerdasanmu, karena itulah kehancuran yang sebenarnya!"

📖 Ar-Riyadh An-Nadhirah (hal. 184)


قال الإمام السعدي رحمه الله :

‏"ولْيَعْلمَ العَبْدُ أنّ اللهَ مُسبِّب الأَسْبَاب ومُيَسِّرها؛ فإيَّاكَ أنْ تَعْجَبَ بِنَفْسِكَ وحِذْقِكَ وذَكَائِكَ؛ فإنَّ هذا هُو الهلاك !".

‏📖: الرياض الناضرة - (١٨٤).


Https://t.me/ponselmuslim
https://whatsapp.com/channel/0029VaCNkCqLikg4WOZkJf2B

SYIRIK DALAM NIAT

PENGARUH DOSA