[ 1/3 ]

•═════◦•◉✿◉•◦═════•

[ _Jinâs_ yang bernas tentang Rindu ]

Ada sebuah _jinâs_ (sastra permainan kata) indah yang berbicara tentang rindu :

لَقَدْ شَقْشَقَ الشَّوْقُ شَوْقِي
فَشَاقَ شَوْقِي لَكِ. فَهَلْ
Telah bergemuruh rindu itu dalam rinduku,
hingga rinduku makin merindu kepadamu.
Maka katakanlah…

Oشَقْشَقَ الشَّوْقُ شَوْقَكِ كَشَوْقِي
شَوْقِي لِشَوْقِكِ؟ وَإِنْ شَقْشَقَ
Apakah rindu itu juga telah bergemuruh dalam rindumu
sebagaimana rinduku merindukan rindumu?
Dan bila rindumu sama kuatnya…

الشَّوْقُ شَوْقَكِ كَشَوْقِي فَشَوْقِي
أَشَقُّ شَوْقًا مِنْ شَوْقِكِ
Maka, rindu dalam rinduku
tetap lebih dalam kerinduannya dibanding rindu dalam rindumu.

EKSPLORASI MAKNA DAN FAIDAH

Kata شَقَّ secara bahasa berarti:
> membelah, merobek, memecah, atau menyibak sesuatu yang tertutup.
Jadi kata ini berkaitan dengan sesuatu yang pecah dari dalam, bukan dari luar.

Namun, ketika kata شَقَّ dipakai untuk perasaan, ia berarti:
> Perasaan itu meletup, merekah, memaksa keluar dari dada,
seakan-akan menembus batas kesabaran.
Seperti: شقّ الشوقُ صدره → Rindu itu membelah dadanya (meluap tak tertahan).
➡️ Rindu di sini bukan lembut dan tenang, tetapi menggelora, mendesak, penuh tekanan dari dalam.

Kata “شَقْشَقَ (syaqsyaqa)
Secara bahasa berarti
> bergemuruh, membuncah, meletup kuat dari dalam dada.
Jadi bukan sekadar rindu biasa, tapi rindu yang pecah dan meluapkan perasaan.

Penyair di sini memakai permainan kata (جِنَاس)
Kata شَوْق (rindu) diulang-ulang namun dalam struktur yang berbeda-beda,
menciptakan irama emosional — seperti rindu yang terus menyahut-nyahut dalam dada.

[ Bersambung ]

✍@abinyasalma

•═════◦•◉✿◉•◦═════•

🔗 Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.

👥 WAG Al-Wasathiyah Wal-I'tidāl
✉ Telegram:  https://t.me/alwasathiyah
‌🇫 Facebook : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : instagram.com/alwasathiyah

21 Jumadal Ula 1447 H

🇭‌🇮‌🇰‌ 🇲‌ 🇦‌ 🇭‌

SEMULIA APA PUN DIRIMU, ALLAH TETAP MENGUJI

https://t.me/alwasathiyah

•═════◦•◉✿◉•◦═════•

Jangan heran bila kebaikanmu justru dibalas dengan gangguan, fitnah, atau kebencian. Meskipun seseorang telah berusaha menjadi pribadi yang santun, jujur, dan tidak menyakiti siapa pun, tetap akan ada yang iri, dengki, atau mencari-cari kesalahannya. Itulah sunnatullah dalam kehidupan — ujian tidak selalu datang karena kita berbuat buruk, tetapi justru karena Allah ingin meninggikan derajat kita.

Allah ﷻ berfirman:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ

“Demikianlah (sebagaimana Kami menjadikan bagimu musuh) Kami telah menjadikan (pula) bagi setiap nabi musuh yang terdiri atas setan-setan (berupa) manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka, tinggalkan mereka bersama apa yang mereka ada-adakan (kebohongan).” (QS Al-An‘ām [6]: 112).

Ayat ini menegaskan bahwa ujian adalah bagian dari jalan para nabi dan orang saleh. Maka, jika engkau diuji di tengah kebaikanmu, ketahuilah bahwa engkau sedang meniti jalan yang sama. Jangan hiraukan celaan, tetaplah berbuat baik, karena setiap ujian adalah tanda kasih dan perhatian Allah kepada hamba-Nya.

Semoga Allah ﷻ meneguhkan hati kita dalam menghadapi ujian, menjadikan setiap cobaan sebagai penghapus dosa, dan meninggikan derajat kita di sisi-Nya. Āmīn.

Allāhu Ta‘ālā a‘lam bishawāb.

From :
Khalid Basalamah Official

•═════◦•◉✿◉•◦═════•

🔗 Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.

👥 WAG Al-Wasathiyah Wal-I'tidāl
✉ Telegram:  https://t.me/alwasathiyah
‌🇫 Facebook : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : instagram.com/alwasathiyah

🇫‌🇦‌🇮‌🇩‌🇦‌🇭

PARAMETER SESEORANG DIANGGAP PENYAYANG

[ 2/2 ]

•═════◦•◉✿◉•◦═════•

UKURAN RAHMAT DI HATI DITENTUKAN OLEH :

* Seberapa besar cintanya terhadap kebaikan untuk orang lain.
* Seberapa besar kebenciannya terhadap keburukan yang menimpa orang lain.
Inilah hakikat rahmat sejati menurut Islam.

FAIDAH [ PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK ]

1. Rahmat adalah sifat mulia yang dicintai Allah.
2. Kasih sayang mencakup seluruh makhluk, tidak terbatas pada teman dan keluarga.
3. Orang beriman memiliki perhatian khusus terhadap sesama mukmin.
4. Tidak cukup hanya tidak menyakiti, tetapi harus mencintai kebaikan untuk orang lain.
5. Benci melihat orang lain terkena musibah adalah tanda hati yang hidup.
6. Kadar rahmat kita bisa diukur dari sikap kita terhadap kebaikan dan keburukan orang lain.
7. Ini adalah salah satu bentuk akhlak Nabi ﷺ: “ _Tidak beriman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri._ ”
8. Rahmat melahirkan empati, kepedulian, dan ukhuwwah (persaudaraan).
9. Orang yang penyayang akan disayangi Allah: _“Irhamū man fil-arḍ, yarhamkum man fis-samā_ ’.”
10. Mendidik hati untuk rahmat (penyayang) adalah salah satu jalan menuju rahmat Allah di akhirat.
11. Menyayangi keluarga adalah lebih utama, sebagaimana sabda Nabi, " _khoyrukum khoyrukum li ahlihi wa ana khoyrukum li-ahliy"_

SELESAI

Semoga bermanfaat

✍@abinyasalma

•═════◦•◉✿◉•◦═════•

🔗 Silakan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.

👥 WAG Al-Wasathiyah Wal-I'tidāl
✉ Telegram:  https://t.me/alwasathiyah
‌🇫 Facebook : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 Instagram : instagram.com/alwasathiyah