Ucapan ini sering kita dengar waktu ada teman atau saudara yang baru menikah. Tapi, sebenarnya apa sih makna di balik kata sakinah, mawaddah, dan rahmah itu?

🔹Sakīnah (سكينة)

📖 Dalam konteks pernikahan, sakīnah berarti rasa tenang, tentram, dan stabilitas yang dirasakan oleh pasangan suami istri.

🏡 Suami dan istri saling menjadi tempat berlabuh yang menenangkan, baik secara emosional maupun fisik. Rumah tangga bukan lagi sekadar tempat tinggal, tapi menjadi ruang aman untuk saling kembali, merasa diterima, dan menemukan keutuhan diri.

🔹Mawaddah (مودة)

❤️ Mawaddah bermakna mahabbah (محبة), yaitu cinta yang murni dan tulus dari seorang suami kepada istrinya, begitu pula sebaliknya.

📚 Menariknya, sebagian ahli tafsir juga menafsirkan mawaddah sebagai jimā’ (جماع), yaitu hubungan intim antara suami dan istri—sebagai bentuk nyata dari kasih sayang dan kedekatan emosional yang terjalin di antara keduanya.

🔹Rahmah (رحمة)

🌿 Rahmah berarti belas kasih yang mendorong pasangan untuk saling menjaga, melindungi, dan memahami.

✨ Bukan sekadar ketertarikan atau rasa cinta semata, melainkan kepedulian mendalam yang membuat dua insan tetap bertahan bersama, bahkan saat hidup sedang tidak baik-baik saja.

🪶 Sebagian ahli tafsir juga mengaitkan rahmah dengan walad (وَلَد), yaitu karunia berupa anak keturunan sebagai hasil dari hubungan tersebut.

———————————————

🌸 Jadi, ketika seseorang mengucapkan, “Semoga SAMAWA!”, semestinya itu tidak dipahami sekadar sebagai doa agar rumah tangga menjadi “harmonis”.

🏷️ Lebih dari itu, doa tersebut mengandung harapan agar pasangan suami istri berjalan bersama membangun keluarga yang dipenuhi kedamaian, ketenteraman, cinta sejati, keberkahan keturunan, serta kasih sayang yang tak lekang oleh waktu.

📑 Rujukan:

- Lisān al-‘Arab (13/213)
- Majmū‘ al-Fatāwā, Ibnu Taimiyyah (5/571)
- Al-Jāmi‘ li Ahkāmil-Qur’ān (14/17)

📝 Note: Singkatan “SAMAWA” tidak sepenuhnya tepat. Jika mengikuti urutan kata Sakinah, Mawaddah, Rahmah, seharusnya disingkat menjadi “SAMARA”, karena huruf “wa” hanyalah kata sambung yang berarti “dan”.

©️ Kampus Bahasa Arab (KBA)
Daftar: @KampusBahasaArab
[https://t.me/KampusBahasaArab]

💍 “SEMOGA SAMAWA YA!”

📖 Secara umum, kata “Āmīn” saja sudah cukup dan itulah yang disebutkan dalam banyak hadits Nabi ﷺ. Kata ini bermakna: “Allāhumma istajib” (Ya Allah, kabulkanlah). Jadi, tanpa tambahan pun, kalimat ini sudah sempurna dalam arti dan maknanya.

❓Tapi bagaimana kalau ditambahkan “Allāhumma” di depannya, atau “Yā Allāh”, “Yā Rabbal-‘Ālamīn” di belakangnya?

📚 Jawabannya: tidak masalah. Para ulama pun banyak yang menggunakan bentuk-bentuk seperti ini, dan tidak ada satupun pengingkaran dalam hal itu. Artinya, ada ruang kelonggaran dalam hal ini.

✨ Penambahan seperti “Allāhumma Āmīn” justru bisa memperkuat makna doanya. Ibaratnya, kita menegaskan permohonan kita kepada Allah. Jadi maknanya kurang lebih menjadi: “Ya Allah, ya Allah, kabulkanlah.”

🌿 Demikian pula tambahan seperti “Āmīn Yā Allāh” berarti "Ya Allah, kabulkanlah, ya Allah” atau “Āmīn Yā Rabb al-‘Ālamīn” berarti "wahai Allah, kabulkanlah, wahai Rabb alam semesta."

🕌 Kesimpulannya, tidak ada masalah dalam penambahan-penambahan tersebut selama diucapkan di luar konteks shalat. Adapun dalam shalat, kita tetap mengikuti lafaz sebagaimana yang diajarkan Nabi ﷺ, yaitu dengan mengucapkan “Āmīn” saja.

📑 Referensi:

- Fath al-Bārī 7/98
- Lisān al-‘Arab 1/167
- Al-Tamhīd Ibn ‘Abd al-Barr 7/10

©️ Kampus Bahasa Arab (KBA)
Daftar: @KampusBahasaArab
[https://t.me/KampusBahasaArab]

🔰 Ucapan “Allāhumma Āmīn”, Perlu Dikoreksi?